Selasa, 21 Oktober 2025

Perempuan dan Nalurinya

        Di negeri ini telah banyak pemimpin yang hadir, baik di kancah daerah maupun nasional. Perempuan bukan makhluk yang lemah. Di berbagai aspek, perempuan bisa mengendalikan banyak tantangan dan masalah yang dihadapi. Membahas pemimpin perempuan, tidak terlepas dengan membahas karakter alaminya. Karakter ini berpengaruh pada pengambilan keputusan dan kebijakan.

        Perempuan memiliki naluri yang peka, walaupun bukan seorang ibu, ia memiliki empati yang tinggi, ingin mengayomi, menyayangi, mengasihi dan melindungi rekan kerja. Karakter ini menjadi penguat dalam kepemimpinannya, ia akan berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, damai, serta tidak terjadi konflik internal maupun eksternal. Lalu dengan karakternya yang memiliki naluri kepekaan seperti firasat, ia lebih mudah mengenali watak rekan kerja, cerdas interpersonalnya, bisa mengidentifikasi sebuah masalah walaupun datanya belum terpampang. Hal ini menjadi nilai lebih dibanding kepemimpinan laki-laki.

       Selain itu naluri untuk mengelola suasana hatinya menjadi penguat dalam kepemimpinan, seperti jika ada suatu masalah, ia akan menghadapinya lebih bijak karena bisa mengendalikan emosi lebih cepat. Ia cerdas secara emosional. Perempuan juga mampu menjalin komunikasi dari hati ke hati sehingga lebih kecil risiko sakit hati jika ada nasihat yang ingin disampaikan kepada rekan kerja.

    Naluri perempuan membuat ia kuat, bukan lemah. Ia peka secara emosional, memiliki firasat dari cerita sebelum adanya data, dapat mengelola atau mengontrol emosi lebih baik, dan memiliki rasa ingin melindungi dan mengayomi dengan penuh kasih sayang semua rekan kerjanya.

#writober2025
#writoberIPJakarta2025
#naluri
#IbuProfesionalJakarta
#IbuProfesional



Share:

0 komentar:

Posting Komentar