Rabu, 28 Mei 2025

Membasuh Luka Pengasuhan


Bagaimana karakter kita saat ini bisa jafi karena pola asuh yang sudah terbentuk sejak kecil. Mungkin ada trauma yang dalam, belum sembuh, sehingga ketika ada masalah, luka itu muncul seketika.

Ada luka yang masih menganga, belum kering, entah kapan sembuhnya. Maka membasuh luka pengasuhan itu sangat penting.


Tentang memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain, sekalipun itu orang terdekat kita. Regulasi emosi itu sangat penting dalam mendidik anak. Kontrol emosi ketika anak tidak sengaja menumpahkan air. Jika ada tantrum, menangis, biarkan ia selesai. Lalu validasi emosinya. Menangis tidak perlu ditahan. Biarkan mengalir. Anak laki-laki tidak mengapa jika menangis, itu bukan berarti cengeng. Ia sedang menuntaskan emosinya. Temani ia, jangan biarkan sendirian. Jangan dihentikan, disuruh untuk diam. Sebab suatu hari ketika ia semakin beranjak dewasa, ia tidak akan mengenali emosinya. Ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki empati. Ia bisa tidak merasakan apa yang terjadi pada dirinya, keras pada dirinya.


Jika pun orangtua kita menoreh luka di masa kecil, maafkan mereka. Mereka tidak tahu, tidak paham. Maafkan ketidaktahuan mereka. Basuh luka-luka itu dengan sebenar dan sebersihnya. Jangan biarkan hati kotor, sebab akan merusak segala hal. Aktivitas tidak berkah, dan banyak kesakitan dalam jiwa.


Yang perlu dipikirkan adalah ke depannya kita dengan anak akan seperti apa. Apakah ingin mengulang hal yang sama atau melalukan perbaikan? Tentu jawabannya adalah pilihan yang kedua. Namun bagaimana langkah-langkah menuju perubahan itu? Tentu ibu harus berilmu, harus paham apa yang akan dilakukan atau sudah dilakukan.


Peluk diri, pahami diri, taril napas lalu hembuskan. Niatkan diri agar berubah kepada hal yang lebih baik. Doakan agar anak-anak menjadi anak yang salih salihah. Minta pertolongan dan petunjuk pada Allah agar diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak. Semua tidak mudah, namun bisa. 


Semoga luka-luka yang menganga segera tertutup. Luka yang masih basah segera mengering. Luka yang masih tersimpan, dibuang saja. Luka yang masih diingat, berusaha untuk dilupakan. Semuanya bertahap, tidak bisa instan. Hatus dimulai dari dirii sendiri, membersihkan hati, dan memperbaiki hubungan.


Semoga kita menjadi pribadi yang senantiasa Allah berikan hidayan untuk selalu membersihkan hati dan jiwa, istilahnya adalah tazkiyatun nafs.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar