Di dalam rumah tangga, tak bisa dipungkiri akani ada konflik yang tidak diharapkan keinginannya. Berhubungan dengan sesama manusia yang tidak selamanya memiliki pemikiran yang sama tentu akan memicu adanya konflik. Namun bagaimana cara kita menyikapi konflik ini yang menjadi pertanyaan.
Seringkali ketika ada konflik, banyak hal yang terjadi. Konflik hari ini justru merembet kemana-mana. Ternyata ada konflik lain yang belum beres, dan ada konflik baru dalam konflik yang tengah terjadi. Satu hal yang dapat menyelesaikannya semua adalah dengan kepala dingin, yang berujung ibadah.
Ibadah adalah solusi dari setiap konflik. Ketika seisi rumah beribadah dengan baik, mendekatkan diri pada Sang Khalik, apapun konflik yang terjadi akan bisa diatasi dengan kepala dingin. Konflik itu tidak mungkin jika tidak ada. Pasti ada. Jika tidak ada malah akan menjadi pertanyaan mengapa lurus-lurus saja perjalanannya, mengapa begitu mulus.
Jika konflik hadir di tengah perjalanan rumah tangga, maka ibadah yang kuat adalah solusinya. Ibadah membuat hati tenteram, seseorang bisa mengelola egonya, bisa meredam emosi yang memuncak karena ia ingat Allah. Ada Allah Yang Maha Mengatur segalanya. Allah akan memberikan pertolongan atas segala gunda gulana yang terjadi.
Ibu Kuat, Ibu Hebat
Di dalam rumah, ada seorang ibu yang senantiasa memberikan seratus persen cintanya pada keluarga. Ia hebat karena mampu mengontrol emosinya, ikhlas mengerjakan semua pekerjaan rumah, sabar ketika anak-anak sedang rewel, memberikan perhatian penuh pada suaminya. Ia kuat. Terkadang ia melakukan segalanya sendirian. Ada banyak ujian yang kadang hanya dipendam agar suasana tidak runyam. Ada sikap-sikap dari sekelilingnya yang tidak baik, namun ia coba untuk berdamai karena yakin sekecil apapun perbuatan manusia akan kembali kepada manusia tersebut. Jika yang dilakukan adalah perbuatan baik, akan kembali dengan hal-hal yang baik pula. Dan sebaliknya, jika yang dilakukan adalah perbuatan buruk, maka keburukan pula yang akan datang.
Hatinya kuat, hatinya teguh. Ia tidak hanya kuat secara fisik, namun juga kuat secara mental. Terkadang ia juga rapuh, butuh teman bercerita, butuh divalidasi perasaannya. Lalu ia bangkit kembali setelah terisi energi cintanya.
Kesabaran Ibu
Wahai ibu, engkau sungguh penyabar. Kunci rumah tangga yang damai itu salah satunya adalah kesabaran seorang ibu yang berada di dalam rumahnya. Ia terkadang ingin meninggikan egonya, namun ia libatkan hatinya agar diturunkan untuk berdamai dalam kondisi.
Tidak bisa dibayangkan betapa sabarnya seorang ibu. Terkadang ia sudah lelah, namun masih memaksakan diri untuk melanjutkan pekerjaan rumahnya. Ia pun terkadang ingin berlibur, namun kondisi ekonomo keluarga tidak selalu stabil. Ia pun meredam keinginan-keinginannya, bersabar dalam keadaan. Ia paham bahwa dengan kesabarannya akan muncul kebahagiaan di hari kemudian. Buah sabarnya akan ia petik tatkala ia konsisten dengan kesabarannya.
Namun sabar ini juga tidak selamanya bisa dipertahankan gelombangnya. Tentunya sebagai insan yang bisa yang memiliki berbagai macam emosi seperti marah, sedih, takut, maka kesabaran ini pun diuji. Ada sebuah kalimat yang sering kita dengar yang mengatakan “kesabaranku setipis tisu”. Hal itu benar adanya bahwa ada orang yang sulit untuk bersabar. Kesabaran itu memang harua dilatih terus menerus, setiap hari setiap saat. Tidak mudah untuk bersabar. Mengucapkannya saja yang mudah, namun praktikkan tidak semudah itu.
Orang-orang yang bersabar akan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Di dunia saja jika kita melihat orang yang senantiasa sabar, wajahnya selalu tersenyum semenyakitkan apapun kata-kata yang terlontar untuknya. Ia tetap kokoh. Ia berkembang dengan fokua pada dirinya sendiri. Justru orang-orang yang menghujatnya yang tidak terlihat progres perkembangan dirinya.
Di akhirat, Allah juga menjanjikan bahwa ada ganjaran kebaikan bagi orang-orang yang senantiasa bersabar. Tentu di sini bersabar diartikan tidak hanya menerima keadaan dengan begitu saja, seperti pasrah. Namun bersabar itu ada nilai-nilai perjuangannya, ada ikhtiar, lalu ia bersabar ketika sudah melakukannya. Semoga para ibu di rumah maupun di luar rumah senantiasa bersabar menghadapi segala hal apapun. Ingat bahwa dengan bersabar hidup akan semakin bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar