Ikhlas sering sekali bergandengan dengan sabar. Dimana ada sabar, biasanya ada ikhlas. Mereka bagaikan dua sisi yang tidak terpisahkan. Sebab memang arahnya selaras. Keikhlasan seorang ibu dalam menjalankan perannya tentu akan ada buah manis yang didapatkan setelahnya. Ibu yang ikhlas akan terasa menjalankan semuanya seperti tanpa beban walau sebenarnya sangat berat ia jalani. Banyak hal yang membuatnya ingin menangis, namun dengan keikhlasannya tangisan itu membuatnya lebih kuat.
Ikhlas membersihkan rumah, menata ruang, menyiapkan sarapan, mengantarkan anak ke sekolah tanpa minta gaji kepada suami. Jika dihitung jumlah semua yang ia lalukan, bisa jadi gaji suaminya lebih rendah daripada apa yang ia lalukan. Bayangkan jika dihitung gaji tukang masak, baby sitter, tukang kebun, ojek yang mengantar anak ke sekolah, tikang setrika, asisten rumah tangga, bisa jadi gaji UMR akan kalah saing.
Wahai ibu, semoga keikhlasanmu mengantarkan ke surga dari pintu mana saja. Berbahagialah menjadi ibu, baik yang bekerja di ranah publik maupun tanah domestik. Keduanya tidak perlu dibenturkan. Keduanya punya peran yang besar untuk peradaban. Mari saling memahami, saling mendukung, dan saling menginspirasi.
Ibu Produktif Berkarya
Karya tidak hanya menghasilkan uang. Ada karya yang menghasilkan profit dan ada yang non profit. Karya yang menghasilkan profit tentunya sangat bagus. Ia bisa mengaktualiaasikan dirinya di tengah gempuran ekonomi yang tidak stabil di negeri ini. Namun karya yang tidak menghasilkan profit juga perlu diapresiasi. Ia bisa mengajarkan ilmu kepada masayarakat misalnya seperti pemberdayaan masyarakat, kelas-kelas gratis untuk menulis, yang saat ini bisa jadi profitnya tidak ia hasilkan namun di masa mendatangkan karyanya itu akan memiliki profit.
Ibu yang berkarya tidak akan merasa jenuh beraktivitas di rumah. Karena di dalam dirinya ada target-target, ada visi misi yang harus ia jalankan sebagai insan di muka bumi, sebagai ibu, sebagai istri, atau sebagai anak. Ia tidak akan bermalas-malasan. Ia produktif melakukan berbagai aktivitas di rentang kemampuan dan kapasitasnya.
Dengan produktif berkarya, ia memiliki value di rumah dan di masyarakat. Ibu rumah tangga tidak dianggap lagi pengangguran, karena walaupun ia di rumah ilmunya terus berkembang. Ia terus belajar. Ia terus produktif menghasilkan karya.
Misalkan saja ada seorang ibu yang berkarya dengan hasil masakannya. Hasil masakan ini dijual dan menghasilkan uang. Jika ia terus menerus mengembangkan usahanya semaksimal mungkin, di masa depan ia akan menjadi pengusaha sukses yang menginspirasi ibu-ibu. Awalnya memang ia adalah ibu rumah tangga. Namun ketika anak-anaknya sudah semakin bertumbuh, orang mengenalnya pengusaha, bukan lagi ibu rumah tangga yang dianggap tidak memiliki pekerjaan apa-apa.
Ibu Bahagia Kunci Rumah Bahagia
Untuk para suami, bahagiakanlah istrimu. Untuk istri yang bergelar ibu, bahagiakanlah dirimu sendiri. Jika merasa tidak mendapatkan kebahagiaan di luar, maka dirimu sendirilah yang bisa membuat bahagia. Kendali ada di tanganmu wahai ibu. Engkau yanh memegang kunci kebahagiaan itu, tentunya atas izin Allah.
Jangan berlarut-larut dalam kegelisahan dan kesedihan. Yakinlah bahwa selalu ada pertolongan Allah dalam tiap usaha yang engkau lalukan.
Rumah akan bahagia jika ibu bahagia. Anak-anak akan merasakan energi-energi positif jika ibunya bahagia. Namun jika ibu tidak bahagia, anak-anak bisa menjadi korban. Ibu marah-marah tidak jelas ketika ada air yanh tumpah misalnya. Kemarahannya diarahkan ke anak-anaknya. Padahal anaknya tidak sengaja menumpahkan air karena tersenggol. Semua orang pernah menumpahkan air. Namun mengapa kemarahannya melihat itu sangat besar? Sebab ibunya tertekan, ibunya tidak bahagia.
Wahai ayah, bantu istrimu di rumah agar tidak terlalu kelelahan. Sediakan asisten rumah tangga jika diperlukan. Bantu ia membereskan rumah yang berantakan. Sebab bantuanmu sangat berharga baginya, walau hanya sekadar mencuci piring bekas sarapanmu saja, walau hanya meletakkan handuk setelah mandi pada gantungannya. Sederhana, namjn sungguh berharga baginya. Bantu ia menjaga kesehatan mentalnya. Kunci kebahagiaan rumahmu ada padanya, maka bahagiakanlah ia.
0 komentar:
Posting Komentar