Sabtu, 10 Mei 2025

Ibu Butuh Liburan


Dengan begitu banyaknya kesibukan ibu, semoga ia tetap mampu untuk bisa berlibur. Baik berlibur dalam arti melakukan perjalanan, staycation atau sekadar jalan-jalan ke rumah saudara atau temannya. Bebannya sudah begitu menumpuk, sehingga sesekali ia perlu merefresh suasana hatinya agar tidak terlalu berat.


Wahai para suami, izinkan ia untuk me time, sekadar melakukan kegemarannya di luar rumah. Izinkan ia berkomunitas tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Bagaimanapun dan dimanapun ia berada, yakinlah bahwa ia akan selalu ingat anak-anaknya yang membutuhkannya.


Berikan ia ruang untuk bergerak, beraktivitas, agar tidak jenuh, agar sehat mentalnya. Berikan ia apresiasi atas segala hal yang ia lalukan. Terkadang ia merasa tidak berharga, tidak memiliki sesuatu pencapaian. Padahal, setiap hari ia berusaha untuk menyajikan masakan yang lezat dan enak. Ia upgrade ilmu memasaknya agar keluarga bisa menikmati masakannya yang penuh cinta. Namun itupun lupa diapresiasi, karena dianggap bahwa itu sudah menjadi sebuah keharusan yang dimiliki oleh ibu.


Berikan senyum tulus ikhlas, bantu ia melewati hari-harinya yang menjenuhkan wahai para suami. Ucapkan terima kasih ketika engkau telah menyantap masakannya. Berikan ia ruang untuk bercerita tentang kesehariannya mendidik anak-anak, melakukan semua pekerjaan rumah tangga, dan yang lainnya. Ringankan bebannya, karena terkadang ia merasa dirinya kuat, tidak perlu bantuan. Namun sejatinya seorang ibu adalah wanita yang butuh perhatian. Ia akan sangat senang jika diperhatikan, terlebih oleh suami. 


Ibu Tangguh Arsitek Peradaban

Peradaban dimulai dari rumah. Siapakah yang mengawalinya? Tentu, ibu. Ibu mencetak karakter dari dalam rumah. Begitu besar perannya. Ia adalah tiang negeri. Jika negeri ingin rakyatnya bahagia, adil, makmur dan sejahtera maka kuncinya adalah pada ibu-ibu tangguh di rumah. Namun jika negeri hancir berantakan, siapa yanh disalahkan? Ibu juga. Peran yang sangat tinggi. Namun tidak semua orang menyadarinya.


Seorang cendekiawan, presiden, ilmuwan, arsitek, dokter, tentara yang hebat, lahir dari ibu-ibu yang tanguh, ibu-ibu yang semangat belajar. Peradaban berada di tangan ibu. Maka, wahai para ibu, terus semangatlah belajar, karena awal baiknya generasi ada di tangan kalian!


Share:

0 komentar:

Posting Komentar