Betapa
mulianya seorang ibu rumah tangga. Jika semua ibu tahu bahwa balasan apa yang dikerjakan
oleh ibu rumah tangga dengan keikhlasan dan kesabarannya tentu ia akan memilih
jalan menjadi ibu rumah tangga. Namun tidak semua orang tahu. Ibu bekerja di
ranah public adalah ibu rumah tangga. Tentunya ia akan berusaha menyeimbangkan
waktu untuk di rumah dan di luar rumah agar keduanya sama-sama berkualitas.
Ibu rumah tangga yang sabar dan ikhlas menjalani semua perannya akan diganjar
surga oleh Allah karena ia mendapatkan ridho suaminya. Ridho Allah adalah ridho
suami. Jika suami ridh ia di rumah saja, maka ia pun menjalaninya di rumah saja.
Namun jika suami ridho ia mengaktualisasikan diirnya di luar rumah, tentu Allah
juga ridho akan hal itu. Ibu akan mendapatkan surga lewat pintu mana saja.
Sekilas sangat mudah, namun sungguh sulit untuk dipraktikkan.
Dalam perjalanannya, tentu banyak ego dan nafsu yang hadir. Ada konflik—konflik
yang muncul seketika. Namun apakah rumah menjadi tempat penyelesaiannya?
Ataukah rumah menjadi kacau berantakan. Di sini peran ibu sangatlah penting.
Dimana ia menjadi kunci kebahagiaan keluarga itu. Rumah akan menjadi surga bagi
penghuninya jika seorang ibu bisa mengatur apa yang ada di rumah. Ibu yang memberikan
energi positif pada sekelilingnya. Ibu yang memberikan teladan pada anak-anaknya.
Ibu yang memberikan “rumah” pada pasangannya di saat lelahnya bekerja seharian
di luar rumah. Ibu bak rumah yang dirindukan. Seisi rumah merindukannya, ingin
dekat-dekat denganya, ingin dipeluk olehnya.
Pesona Ibu Rumah Tangga
Ibu rumah
tangga sungguh memesona. Walau berseragam daster di tiap paginya, namun
memberikan energi positif bagi anak-anak yang ingin berangkat ke sekolah, bagi
suami yang ingin berangkat kerja. Ia menyiapkan sarapan pagi, memanaskan air
untuk mandi, menyiapkan perlengkapan sekolah anak, memastikan seragam yang
dipakai anak sudah tepat pada harinya, memastikan sepatunya sudah bersih.
Semuanya diperiksa oleh ibu. Betapa memesonanya ia yang bisa memberikan
perhatian penuhnya pada keluarga. Ia tidak digaji layaknya karyaan di kantor.
Ia melakukan segalanya penuh cinta, cinta pada Allah karena tahu bahwa itu
ibadah.
Betapa memesonanya seorang ibu yang yang kerjanya
24 jam tanpa henti. Saat tertidur pun ia terkadang tidak lelap, karena ada anak
bayi yang bisa saja menangis ingin disusui. Ia sebenarnya lelah, namun tetap
bisa tersenyum. Ia bahagia mendapatkan Amanah dari Allah untuk membesarkan
anak-anaknya. Terkadang ia ingin menangis saat kelelahan, namun ia tahu pertolongan
Allah itu pasti. Bersama kesulitannya, ada kemudahan yang telah Allah janjikan.
Ia di rumah saja, tanpa riasan make up, namun tetap terlihat cantik. Ia
cantik karena cintanya pada seisi rumah. Ia cantik karena sikapnya yang penuh
kelembutan. Ia cantik karena kasih sayangnya yang terpancar dan suami dan
anak-anaknya. Wahai ibu, berbahagialah karena engkau sungguh memesona!
0 komentar:
Posting Komentar