Meskipun seseorang
sudah bergelar ibu, ia tetap butuh sosok ibu. Sosok yang mengayomi, yang
menjadi tempat ia bercerita, mungkin tempat berkeluh kesah, tempat yang menerima
ia dengan segala kekurangannya. Ia tetaplah putri kecil ibunya. Kadangkala ibu
secara fisik tidak berada di dekatnya, maka ia akan mencari sosok ibu di
sekitarnya. Bisa jadi sosok ibu ini bukan ibu-ibu atau wanita tetapi laki-laki,
suami misalnya. Seorang ibu butuh dipeluk, didengarkan, diperhatikan ketika ia
penat, lelah, dan segala bentuk yang membuat dirinya down.
Ibu dan
Anak-anak
Antara ibu
dan anak-anak punya hubungan yang begitu kompleks. Ibu dan anak bisa menjadi
sahabat, ibu dan anak bisa menjadi keluarga, ibu dan anak bisa mejadi guru dan
murid. Di berbagai peran apapun, ibu harus bisa beradaptasi kapan ia menjadi
sahabat, keluarga, guru, dan sebagainya.
Tugas
seorang ibu dari mulai mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, dan mendidik
sungguh tidak mudah ya. Semua fasenya memiliki tantangannya masing-masing.
Namun tantangan ini sendiri sudah sepaket dengan adanya akal yang sudah
dikaruniakan oleh Allah. Ibu paham bagaimana menghadapi tantangan ini, walau
tiap ibu punya cara tersendiri untuk menyikapinya. Ada yang menyikapinya dengan
serius, santai, tidak peduli, atau sangat serius hingga ia tertekan.
Ketika mengandung, betapa seorang ibu sangat memerhatikan apa yang ia konsumsi,
bagaimana kondisi bayinya di dalam rahim, bertindak sangat teliti karena
khawatir akan berpengaruh pada bayi. Semakin hari bayi yang dikandung semakin
membesar, ibu terlihat semakin lelah membawanya kemana-mana. Namun ia tetap tersenyum
menjalani harinya. Sungguh luar biasa.
Ketika
melahirkan, ia bertaruh nyawa. Ia rela melakukan semuanya demi bayi yang
dicintainya. Apapun dilakukan demi keselamatan dan kesehatan bayi. Terlihat
wajah yang bangga atas kelahiran anaknya. Walaupun menangis namun hatinya
bahagia. Ketika menyusui, ia rela bangun tengah malam dan kapan saja ketika
bayinya menangis, padahal ia sangat lelah, kurang tidur. Itu dilalui hingga 2
tahun. Jadi selama 2 tahun ia tidak pernah yang benar-benar bisa tidur dengan
begitu nyenyak. Di kasus lain ada ibu yang masih susah mengeluarkan air
susunya, sehingga harus mengunjungi dokter ataupun konselor laktasi, yang
tujuannya agar bayinya mendapatkan nutrisi terbaik. Terkadang ada ibu yang
menangis karena air susunya tak kunjung banyak, sementara ia lihat di
sekitarnya ibu-ibu dengan air susu yang banyak. Sungguh, semua perjuangannya
untuk anak-anaknya sangat luar biasa.
Lalu anaknya pun semakin besar, perlahan distimulasi dengan berbagai aktivitas,
baik itu stimulasi yang berhubungan dengan sensori, motorik, kognitif, taktil,
dan sebagainya. Ibu memberikan waktunya
untuk bisa membersamai anak-anaknya. Melihat tumbuh kembang anaknya menjadi
sebuah hal yang sangat membanggakan baginya. Tidak jarang ibu yang bekerja di
ranah publik pada akhirnya keluar dari pekerjaannya hanya untuk melihat tumbuh
kembang anaknya secara langsung. Begitu cinta ia pada anaknya. Ibu yang sudah
dari awal menikah merasa sangat beruntung bisa membersamai anak-anaknya. Lalu
ibu yang bekerja di ranah publik yang harus membagi waktunya antara rumah dan di luar rumah terus memantau
perkembangan anaknya kepada orang yang sudah dilegasikannya.
Semua ibu keren, semua ibu hebat, semua punya perjuangannya masing-masing.
Tidak ada yang tidak berjuang. Semua punya kemudahannya masing-masing beserta
kesulitannya juga. Wahai para ibu, mari berpelukan erat, saling menguatkan!
Ketika
mendidik anak, ada saja yang yang menjadi tantangan. Kadang ia ingin menangis,
namun anaknya sendirilah yang menguatkannya. Mendidik anak adalah mendidik
peradaban. Mendidik 1 anak saja butuh peran orang sekampung, saking banyaknya
yang harus terlibat dalam hal mendidik ini. Mendidik bukan hanya tugas ibu.
Jika hanya ibu yang bertugas, betapa lelah ia melakukannya seorang diri. Namun
ibu tetaplah tegar, walau terlihat ia sebagian besar melakukannya sendirian, ia
tetap bisa tersenyum pada dunia. Ia tahu bahwa ada Allah Sang Penolong yang
akan memberikan solusi atas semua tantangan yang ia hadapi.
Ketika mendidik anak, ada kalanya anak tidak selalu menurut, namun ibu berusaha
mencari segala macam cara agar anak paham dengan apa yang ia ucapkan. Dalam
mendidik anak, peran ayah tentunya sangat besar, bagaimana semuanya bisa
bersinergi. Ayah adalah sosok yang tegas, ibu adalah sosok yang lembut. Ada
pesan-pesan yang harus disampaikan dengan tegas oleh ayah, dan ada pesan-pesan
yang harus disampaikan dengan lembut
oleh ibu. Anak-anak harus mendengarkan pesan tegas dan lembut ini. Semua pesan
tidak bisa disampaikan dengan tegas saja, begitu juga dengan lembut. Peran ibu sangat
istimewa, maka berikan kasih sayang paling tulus terhadapnya. Peran ayah juga tentunya
tidak diabaikan, ia adalah partner ibu dalam menjalankan misi peradaban.
0 komentar:
Posting Komentar